Kamis, 20 Agustus 2015

Sejarah Negeri Haruru (Maluku)



SEJARAH NEGERI HARURU
Adapun masyarakat hukum adat SOU-LEY LATAKUA  MARAMAHU (YALAHATAN)  itu adalah manusia yang berasal dari Nunusaku dan terdiri dari tiga soa besar  yakni
a.SOA MALAFUTE, Anamimina
b.SOA LUMAKIKA,Anahataleane
c.SOA WARALATU,Anamumuri

Soa Malafute dan Soa Lumakika berasal dari Lumute sedangkan Soa Waralatu, Heripulane berasal dari Latulailosate. Dalam perjalanannya ternyata Soa Malafute kemudian menduduki NEGERI TOMARALA namun sebagai Negeri yang pertama atau warga baru yang menempati Tomarala, mereka harus berperang merebut Negeri TOMARALA dari warga yang sudah mendiami sebelumnya sehingga terjadi beberapa kali peperangan:
a.Perang Kuako yaitu, warga waelaruno berperan melawan Sultan Tidore
b.Perang kari ele yaitu, warga waelaruno berperan melawan Latumarikunu dari seram utara
c.Perang Besi yaitu, tiga soa diatas berperang melawan orang negeri besi, hal ini terjadi adalah atas dasar permintaan bantuan dari Negeri Tamilouw
d.Perang Kakaulate/batu pamale, yaitu tiga soa berperang melawan Sepa, sepetuanan (7 kampung)

Semua peperangan oleh marga waelaruno yang dibantu oleh dua saudaranya yakni Soa Lumakika dan Soa Waralatu. Setelah peperangan kakaulate, masyarakat Tomarala/waelaruno menuju Nusafufui (Waeekoa Warua), terus turun ke Tomarala untuk berperan melawan Sultan Tidore. Dengan terusirnya Sultan Tidore dari Kuako maka marga Watimena/Lokolo anyo dari Banda dan Ruhupessy dari Kumulate diatas ruatamasuk di Negeri Tomarala dan menerima kehdiran tiga marga itu adalah marga Waelaruno yang pada saat itu berkedudukan pertama di Tomarala.
Sebelum menuju Tomarala dan bertemu di Kakaulate ketiga Soa yakni Soa Malafute Soa Lumakika Soa Waralatu sepakat membangun rumah adat (Baeleo) untuk masing-masing soa. Dalam pertemuan ketiga soa (marga) di kakulate mereka sepakat melakukan perjalanan ke Nusafufui mereka, dari Nusafufui menuju Kariele dan melanjutkan perjalanan ke Nama  (Belakang PLN) yang namanya Yahalatan, dan sebagian masyarakat menuju wilayah Pulapa.
Saat terjadi bencana alam tahun 1899, masyarakat yang tinggal di pulapa tidak terkena stunami, karna pada saat air naik OYANG SOYO tikam tebu-tebu di ujung ombak, dan air laut tidak bisa melewtinya. Karena terancam stunami sehingga dari nama, mayarakat bergabung dengan masyarakat dari pulapa melakukan perjalanan kembali ke Karielle/Lasaputtu. Rencana selanjutnya akan merencanakan ptu wilayah yang berjalanan ke Teputi/Lapui tapi atas musyawarah orang tua-tua tidak setuju dengan tempat itu. Lalu diptutuskan bersama bahwa mereka harus menuju bagian timur yakni satu wilayah yang bernama FULULU, namun oleh pemerintah Belanda masyarakat Nama diperintahkan untuk turun menempati daerah pesisir pantai. Dan atas hasil musyawarah hasil orang tua-tua maka tempat yang mereka diami dinamakan “HARURU” YANG DIPILIH DARI NAMA SUNGAI HARURU yang mengalir dalam Negeri sampai dengan saat ini. Mereka selanjutnya membentuk pemerintah Negeri HARURU dan dipimpin oleh SAMAHUA (Nama potong pusa). Dari mataruma/Marga Waelaruno.
Setelah menempati Negeri Haruru yang dituntun oleh seorang guru injil yang bernama TURUPOLY membaptis warga Nama diantaranya:  Jonathan Somahua, Sang pemimpin Negeri Haruru. Selain Jonathan Samahua juga dibaptis Sahufune(Nama potong pusa) yang setalah memeluk agama Kristen Protestan berubah nama menjadi Yohanis Waelaruno dan Fransina Waelaruo. Itulah awal masyarakat Nama mulai meninggalkan agama sukunya dan memeluk agama Kristen, dan itu mereka membanngun sebuah tempat ibadah (Gereja) untuk menyembah Tuhan. Dalam perkembangan ternyata warga Negeri Haruru tidak lagi mendengar tita dari Jonathan Samahua melaporkan kondisi masyarakat kepada conteller (camat) dan selanjutnya ditunjuk Yohanes Lokollo sebagai pemimpin sementara Negeri Haruru karna memiliki hubungan darah dengan masyarakat Negeri Haruru setelah berakhirnya masa tugas Yohanis Lokollo, oleh pemrintah Belanda menugaskan Abraham Halattu Raja Negeri Amahai untuk mengurus keperluan masyakat Negeri Haruru.
Masa Pemerintahan Belanda pada tahun 1911, Masyarakat Negeri Haruru membangun sebuah gedung gereja, Namun pada tahun 1915 masyarakat Haruru diperintahkan oleh pemerintah belanda, haruru dipindahkan lagi NAMASULA, selanjutnya pada tahun 1917,disuruh balik ke Haruru. Pada masa pemerintahan Belanda ternyata agama Kristen protestan berkembang cukup pesat ini ditandai dengan hadirnya guru-guru injil antara lain : Bapak Peletimu, Bapak Sipahelut, Bapak Ayal, Bapak Mailoa, Bapak Berhitu, Bapak Sitaniapessy, Bapak Picanussa, Bapak Purimahuw, Bapak Mustamu, Bapak Laisinna dan Pendeta Bur Patiasinna
Setelah masa pemerintahan Abraham Hallatu Kepemimpinan atau Raja Negeri Haruru dipimpin oleh :
a.Bapak Demianus Maatoke yang diminta oleh masyarakat Haruru karena saat itu marga Waelaruno belum menyiapkan seorang yang memimpin Negeri Haruru Bapak Demianus Maatoke memimipin Negeri Haruru dari tahun 1947 sampai 1969
b.Oleh karena usia maka beliau diganti oleh bapak Thimothius Waelarunno  sebagai pejabat Pemerintah Negeri Haruru dari tahun 1989 – 1997
c.Tahun 1997 dilaksanakan pasca demokrasi Dinegeri Haruru dengan dua calon pemerintah yaitu : Nyonya Hanna Pattinaya/Maatoke, dan Bapak Lambertus Lernaya dan hasilnya dimenangkan oleh Nyonya Hana Pattinaya Maatoke yang memerintah dari tahun 1997 sampai tahun 2005
d.Tahun 2011 dipimpin oleh Thimotius Waelaruno sampai saat ini.

Setelah Nyonya Hanna Pattinaya/Maatoke selesai masa tugasnya, kepemimpinan Negeri Haruru menjadi kosong dan oleh pemerintah kabupaten Maluku tengah menunjuk beberapa pejabat untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan di Negeri Haruru antara lain:
a.Pjs Nyonya Hanna Patinaya/Maatokee
b.Pjs.Drs Astail Walalayu
c.Pjs Paulus Sahertian
d.Pjs. Yohanis Waelarunno

Adat istiadat masih dipertnahankan dan dilakukan pelantikan upulatu Negeri Haruru dengan diawali dengan acara adat di batu pamale yang berlokasi di kakaulate , ada juga adat perkawinan, adat penyerahan anak, adat sasi negeri yangsudah disesuaikan dengan sasi gereja. Juga tarian persahabatan yang dinamakan “Maku – maku”  masih tetap dilestarikan bila acara – acara adat, seperti Negeri-negeri adat lainnya maka Negeri Haruru mempunyai saudara gandong ialah negeri wailulu yang terletak di kecamatan seram utara. 


by : Maryo Waelaruno